Jumat, 07 September 2007

Office Poly - KICKING !!

..How to Survive..

Seorang rekan datang kepada saya untuk bertukar pikiran tentang pengalamannya. Saat ini ia memiliki seorang kepala departemen baru, sebut saja A, yang tidak akur dengan wakilnya yang merupakan karyawan lama yang telah berada di posisinya selama lebih dari lima tahun, sebut saja B. Oleh sebab itu, A secara perlahan mendelegasikan tugas – tugas penting dan tanggung jawab utama dari B ke rekan saya tersebut. Hal ini menyebabkan B hanya mengerjakan tugas – tugas yang memiliki job value (bobot kerja) yang rendah, dengan harapan ia akan mengundurkan diri dengan sendirinya.

Awalnya rekan saya sangat senang dengan tugas – tugas barunya dan merasa tertantang. Namun ia seringkali tidak dapat bekerja dengan optimal karena B seringkali memperlambat kinerjanya. B secara terang – terangan menyatakan ketidaksukaannya pada rekan saya. Mulanya ia mencoba memahami dengan berpikir bahwa sebab B tidak berani menentang A secara frontal maka ia-lah yang menjadi sasarannya. Lama – kelamaan, rekan saya mulai merasa jengah. Dan ia melaporkan hal tersebut pada A. Alih – alih memberikan solusi, A secara bertahap mulai banyak memberikan tugas – tugas yang bersinggungan dengan B. Disebabkan A memberikan otoritas penuh pada rekan saya, B justru semakin menutup diri dan membuat situasi semakin rumit.

Andrew Dubrin dalam bukunya Winning Office Politics menyebutkan bahwa office politic sebenarnya merupakan cara – cara atau metode informal plus kemahiran seseorang untuk memperoleh kekuasaan atau membuat orang lain melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan. Sebenarnya office politic mengandung konotasi positif dan konotosai negatif tergantung dari metode “politik” yang digunakan.

Metode Office Politic yang paling berkonotasi negatif adalah Management by conflict. Secara umum metode ini dilakukan dengan cara membuat tim lebih dinamis dengan cara membentuk situasi yang berpotensi menimbulkan konflik antar anggota kelompok. Situasi inilah yang dihadapi oleh rekan saya. Ia berada dalam situasi konflik dengan wakil atasannya, agar membuat sang wakil tidak merasa nyaman dan mengundurkan diri.

Lalu apa yang dapat kita lakukan jika kita yang mengalami situasi ini ? Bagaimana jika rekan saya tersebut adalah anda ?

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan posisi kita dalam kancah pertarungan tersebut. Apakah kita ingin berpihak pada atasan yang memiliki kekuasaan tapi mengorbankan orang lain atau pada rekan kerja agar kerja sama kelompok tetap terjaga tapi dianggap tidak perform oleh atasan atau anda memilih untuk membuat strategi sendiri ?

Anda memiliki tujuan, keinginan dan prinsip – prinsip yang anda pegang teguh. Sesuaikan posisi yang anda ambil dengan ketiga hal tersebut. Menjadi karyawan bukan berarti membuat anda harus selalu melaksanakan tugas sesuai dengan cara atasan. Anda punya kebebasan untuk menjalankan tugas dengan cara anda sendiri selama hasilnya memuaskan dan tidak melanggar aturan dan prosedur kerja yang ada.

Dimanapun kita bekerja, kita pasti menemukan praktek – praktek office politic. Baik yang menggunakan cara – cara positif sampai dengan yang paling negatif. Yang penting untuk kita adalah kita dapat memastikan posisi kita dan menyetarakannya dengan rencana – rencana kita ke depan.

Selamat berjuang !

Jumat, 24 Agustus 2007

Dude, Where's My Car ???!!

.. Trik Menarik Perhatian Atasan..


Ada seorang kawan yang menceritakan pengalaman mengenai pemberian fasilitas kendaraan yang diterimanya. Ia merasa pantas mendapatkannya karena selama lima tahun ia menjabat sebagai seorang Department Head, ia telah memberikan yang terbaik. Apalagi departemen yang dipimpinnya memberikan kontribusi paling besar dan prestasi yang paling menonjol dibandingkan dengan departemen operasional yang lain.

Awalnya ia setia menunggu dan bersabar. Namun seiring dengan datangnya seorang manajer baru dengan masa kerja satu tahun dan langsung mendapat fasilitas kendaraan, kesabarannya habis. Dengan langkah mantap, ia mengajukan pengunduran diri. Dan dalam hitungan hari, perusahaan menaikan gajinya sebesar 50% dan mengantarkan sebuah sedan keluaran terbaru ke rumahnya.

Inti dari cerita di atas adalah ada kalanya kita perlu menarik perhatian atasan agar mereka “melirik” prestasi yang sudah kita capai.

Seberapa perlu sih kita harus menarik perhatian atasan ? Jawabannya adalah sangat perlu untuk pengembangan karir kita. Kita harus menyadari bahwa atasan kita memiliki banyak tugas, target dan deadline yang harus ia penuhi. Belum lagi jumlah sub ordinate yang mungkin cukup banyak dan masing – masing memiliki kebutuhan yang berbeda untuk pengembangan karir mereka. Oleh sebab itu diperlukan trik dan strategi khusus untuk melakukannya.

Berikan lebih dari yang diminta.

Dalam perusahaan, setiap karyawan pasti memiliki goals, target, dan deadline. Jangan hanya terfokus pada bagaimana cara mencapainya, tapi fokuslah pada bagaimana cara melampauinya. Dengan begitu, kinerja kita akan berada di atas kinerja rata – rata rekan kerja yang lain dan lambat laun kita akan menjadi tulang punggung atasan dalam mencapai target departemen. Atasan akan menjadi sangat bergantung pada kita.

Hal ini memang akan mengakibatkan kita mengalami dua sampai tiga kali lebih lelah dan lebih sulit. Namun cara ini dapat membuat peluang kita untuk dperhatikan oleh atasan menjadi dua sampai tiga kali lebih besar. Akibatnya, kita akan dua sampai tiga kali lebih cepat pula sampai ke tujuan yang kita inginkan.

Proaktif.

Mana yang lebih berpengaruh dalam perkembangan karir anda, menjadi king atau menjadi king – maker ?

Cobalah berpikir seperti atasan anda berpikir. Penuhilah kebutuhan mereka sebelum mereka memintanya. Misalnya ketika atasan meminta kita untuk membuat laporan mengenai suatu hal. Buatlah laporan – laporan lain atau sertakan data - data yang mungkn dibutuhkan atasan ketika beliau akan mempresentasikannya di depan klien atau BOD. Walaupun beliau tidak memintanya.

Laporkan setiap aktivitas dan prestasi anda.

Kita diharapkan untuk berhati – hati dalam melaporkan setiap kemajuan dari tugas – tugas yang diberikan oleh atasan. Jangan ada kesan kita ingin menonjolkan diri, tapi buatlah kesan kerendahan hati dalam kalimat – kalimat anda. Salah satunya adalah dengan mengedepankan keberhasilan tim dibandingkan dengan menonjolkan kemampuan anda sebagai individu.

Pelaporan aktivitas yang berkelanjutan akan membuat semua prestasi dan kinerja anda selalu terpantau oleh atasan. Hal ini akan secara tidak langsung memacu semangat dan motivasi anda untuk memberikan kinerja yang terbaik yang anda bisa lakukan.

Bina hubungan baik dengan rekan – rekan sekerja.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Network is not the only thing, it’s everything”. Selain tempat kita untuk mengaktualisasikan diri, kantor adalah tempat kita membina network kita. Sehubungan dengan tema kali ini, fungsi rekan kerja adalah sebagai media promosi yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan karir anda. Secara langsung dan tidak langsung, mereka akan menjadi jembatan pada hubungan anda dengan atasan.

Anda tidak akan bisa bekerja sendiri. Anda membutuhkan bantuan rekan – rekan kerja anda untuk mencapai hasil – hasil yang anda ingin capai. Tanpa bantuan mereka anda tidak akan bisa berprestasi dan mengembangkan karir anda.


Tingkat persaingan yang tinggi menuntut kita untuk bertahan dan menjadi yang terbaik. Kesadaran akan hal ini akan membuat kita akan menuntut diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Bagi kita sebagai karyawan, menarik perhatian atasan bukanlah hal yang tabu. Selama caranya positif, kita tidak akan kehilangan harga diri kita sebagai manusia. Selain itu, dengan melakukan cara – cara di atas, kita juga menguji tingkat penghargaan atasan dan perusahaan terhadap kinerja karyawan mereka. Dan jika kita sudah berupaya memberikan kinerja terbaik namun tidak mendapat tanggapan serius dari mereka, maka sudah waktunya kita menentukan masa depan kita sendiri di perusahaan tersebut.

Selamat berjuang.

Kamis, 23 Agustus 2007

Say Hi To Your CV

.. Up Grade CV anda..

Dalam dunia kerja, CV atau Curriculum Vitae dapat didefinisikan sebagai sebuah deskripsi singkat mengenai perjalanan karir kita dimasa lalu dan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, CV harus memiliki gambaran utuh mengenai apa rencana karir kita sehingga pembaca (recruiter) dapat menilai apa prestasi yang telah kita raih dan apa prestasi yang akan kita capai.

Pekerjaan saya saat ini memberikan saya akses yang luas untuk melihat berbagai jenis dan bentuk CV untuk diseleksi. Banyak sekali macam dan bentuk CV yang ada, dan ternyata ada juga semacam trend dalam pembuatan CV.

Dulu CV dibuat dalam format “Daftar Riwayat Hidup” yang formatnya dijual bebas di toko – toko buku. Kemudian dibuat dalam format Microsoft Word atau Excell yang dicetak dalam kertas berwarna maupun kertas A4 biasa. Bahkan ada beberapa CV yang ditambahkan gambar – gambar yang membuat CV menjadi lebih menarik secara visual.

Poin – poin yang dicantumkan dalam CV pun bervariasi. Ada yang mencantumkan motto dan tujuan hidup, mencantumkan nama – nama mantan atasan atau guru sebagai referensi dan bahkan ada yang mencantumkan foto dengan berbagai gaya.

Perkembangan bentuk CV ini membuat orang merasa kesulitan untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai bagaimana CV itu seharusnya dibuat. Bahkan orang yang sudah sering berpindah – pindah kerja pun kesulitan untuk membuatnya, apalagi para fresh graduate atau pekerja yang sudah bertahun – tahun bekerja di satu perusahaan dan tiba – tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus mencari pekerjaan baru.

Pada dasarnya ada beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembuatan CV, antara lain adalah :

CV adalah sebuah marketing tool.

CV adalah sebuah media marketing atau iklan yang menjual “anda” sebagai produk utama, dengan target pembeli adalah perusahaan. Sebagai layaknya iklan, CV adalah jenis iklan yang didasari pada prinsip one way communication dimana berarti menarik atau tidaknya CV anda tergantung dari subjektivitas pembacanya.

Oleh sebab itu CV selayaknya memiliki “nilai jual”. Masukan semua hal yang menjadi “nilai jual” anda seperti pendidikan informal (trainings, seminars, workshops), gambaran singkat mengenai perusahaan dan uraian jabatan anda di perusahaan sebelumnya, kompetensi, project dan prestasi yang telah anda capai. Buat semuanya dalam kalimat yang singkat namun memberikan informasi yang utuh.

CV juga perlu variasi.

Sebaiknya anda memiliki lebih dari satu bentuk CV. Hal ini disebabkan karena tiap posisi atau perusahaan memiliki requirement yang berbeda – beda. Maka secara otomatis, Apa yang diharapkan dari CV yang masuk juga berbeda – beda. Sebelum kita merespon suatu iklan lowongan di media, ada baiknya anda kenali terlebih dahulu posisi dan industrinya. Kemudian pilihlah aspek – aspek yang anda miliki yang sekiranya cocok dengan keinginan recruiter dari perusahaan tersebut. Contoh, jika diposisi tersebut mengisyaratkan adanya kebutuhan untuk mencari kandidat yang memiliki kemampuan untuk bekerja dengan sangat teliti maka sebaiknya anda menonjolkan project – project atau tugas – tugas dalam job des anda yang membutuhkan aspek ketelitian yang tinggi pula.

Biarkan orang lain menilai anda dari apa yang bisa anda lakukan.

Frase ini juga berlaku dalam pembuatan CV. Mulailah dengan mencantumkan pengalaman kerja, kompetensi dan prestasi yang anda miliki sebagai poin awal dalam CV anda. Dan letakan identitas pribadi sebagai poin terakhir. Jangan lupa untuk memberikan gambaran singkat mengenai seberapa besar perusahaan anda dan seberapa complicated tugas – tugas yang anda miliki.

Bagaimana jika anda adalah seorang fresh graduate ? Cantumkan project atau kegiatan ekstra kulikuler yang pernah anda ikuti. Tonjolkan tugas anda dan cantumkan hal – hal yang menggambarkan kompetensi yang anda miliki dan tampilkan dalam kegiatan tersebut.

Pada saat membuat identitas pribadi, perhatikan untuk tidak menuliskan hal – hal yang mempengaruhi penilaian recruiter. Mereka antara lain seperti agama, usia dan suku bangsa anda. Anda juga sebaiknya menghindari penyertaan foto dalam CV anda, kecuali memang dipersyaratkan. Hal ini dilakukan agar orang lain tidak menilai kita dari faktor – faktor lain yang tidak berhubungan dengan kompetensi anda sebagai seorang professional.


Memang, proses pembuatan CV ini tergolong gampang – gampang susah. Hal ini disebabkan karena kita jarang sekali “melirik” mereka kecuali pada saat kita membutuhkannya, yaitu pada saat kita hendak mencari pekerjaan baru. Namun bila tidak, CV kita akan teronggok dalam komputer atau folder file anda di lemari.

Idealnya, anda harus melihat kembali CV anda setiap enam bulan. Hal ini dilakukan untuk mengintrospeksi diri anda, apakah dalam kurun waktu enam bulan tersebut ada hal – hal baru yang menjadi nilai tambah yang bisa “dijual” ke perusahaan yang anda tuju. Jika tidak, anda sebaiknya memotivasi diri anda untuk mempelajari hal – hal baru, proaktif dalam membuat inovasi di pekerjaan, atau memperluas jaringan sosial anda di kantor. Dengan begitu, anda akan semakin mengenali kekuatan dan kelemahan diri anda serta semakin memahami apa tujuan dan rencana karir anda di masa yang akan datang.

Jadi mulai sekarang, rajin – rajinlah menengok dan mengatakan “Hai” pada CV anda.

Selamat berjuang.

Rabu, 22 Agustus 2007

AWAKEN THE ZOMBIE

.. Maknai Pekerjaan Anda ..

Ada seorang teman di tempat saya bekerja yang datang dan bercerita. Ia sudah mengabdi di posisi yang sama lebih dari lima tahun. Ia merasa bahwa ia sudah banyak sekali dikecewakan oleh perusahaan; mulai dari janji promosi yang tak kunjung datang, penilaian kinerja yang tidak adil oleh atasan dan lain – lain. Namun karena disebabkan oleh usianya yang tidak muda lagi, ia tidak mau berspekulasi untuk pindah ke perusahaan lain yang mungkin suasana kerjanya akan lebih kondusif. Akhirnya, ia kehilangan semangat untuk bekerja dan aktivitasnya di kantor hanya semata memenuhi kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.

Anda adalah manusia, bukan mesin yang telah di program untuk bangun pagi dan melakukan pekerjaan harian kemudian di shut down pada jam sembilan atau sepuluh malam untuk tidur. Anda memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Sadari sifat - sifat ”kemanusiaan” anda.

Harap dipahami, bekerja atau memiliki pekerjaan bukan tujuan hidup kita. Bekerja atau memiliki pekerjaan adalah “alat” untuk mencapai tujuan hidup kita. Setiap harinya kita kehilangan 30% sampai 50% waktu dalam sehari. Oleh sebab itu aktivitas “bekerja” harus dinikmati. Jika tidak, bekerja hanya akan menjadi beban selama kita menjalani hari tersebut. Semakin lama kita memikul beban tersebut, maka semakin lama kita tidak dapat menikmati hidup yang indah ini.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita “menikmati” pekerjaan kita ? Yang pertama, beri makna positif pada pekerjaan tersebut. Ingat, penekanannya terletak pada proses pemberian makna, bukan pencarian. Hal ini menempatkan kita sebagai subyek yang aktif pada kegiatan tersebut, bukan obyek yang pasif.

Hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian makna adalah review kembali pekerjaan kita dan semua aspek – aspek yang terkait didalamnya. Temukan aspek – aspek yang dapat menimbulkan perasaan nyaman bila kita melakukannya atau bahkan ketika hanya memikirkannya saja. Misalnya jika anda seorang petugas payroll, bayangkan kegembiraan karyawan dan keluarganya ketika mereka menerima upah yang tepat waktu dan sesuai dengan jerih payah mereka selama satu bulan. Oleh sebab itu, kelelahan anda dalam mengupayakan penggajian tepat waktu terbayar dengan membayangkan senyum istri dan anak – anak karyawan.

Langkah berikutnya adalah milikilah tujuan dalam pekerjaan anda. Mulailah dengan tujuan jangka panjang sebagai acuan, dan tujuan jangka pendek sebagai anak tangga yang harus dicapai dalam perjalanan kita menuju tujuan yang lebih besar di awal tadi. Kemudian setelah anda menyusun tujuan – tujuan dari pekerjaan anda, maka sesuaikanlah dengan tujuan – tujuan hidup anda. Bila kedua tujuan tersebut telah anda tempatkan dalam “jalur” yang sama, maka anda akan dengan mudah memberikan makna positif pada pekerjaan anda.

Sebagai ilustrasi, saya akan memberikan contoh pemberian makna pada sebuah pekerjaan. Tugas utama seorang petugas Housekeeper adalah menjaga kebersihan. Dalam prosesnya, pekerjaan seorang petugas Housekeeper lebih dari sekedar menyapu, mengepel, dan membersihkan kaca. Kalau kita berbicara mengenai kebersihan, maka kita berbicara mengenai estetika atau keindahan. Kemudian jika kita berbicara mengenai estetika, kita bicara mengenai seni. Maka dapat kita simpulkan bahwa aktivitas menjaga kebersihan berkaitan dengan proses berkesenian, dimana keduanya menuntut adanya kesempurnaan.

Makna yang kedua adalah dalam ajaran agama disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya jika kita menjaga kebersihan, maka kita telah menjaga sebagian iman kita. Dan proses menjaga keimanan adalah ibadah. Kesimpulannya adalah seorang petugas Housekeeping yang bekerja dengan bersungguh – sungguh dalam menjaga kebersihan, telah bersungguh – sungguh dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembaca, anda adalah manusia. Jangan mau hanya jadi zombie di tempat kerja. Beri makna dan tujuan pada pekerjaan anda. Hal tersebut akan membuat pekerjaan anda lebih mudah dan menyenangkan. Kemudian secara bertahap, keinginan dan kemampuan anda untuk mengembangkan diri menjadi yang terbaik akan semakin meningkat, kemudian diikuti oleh kesuksesan.

Selamat berjuang !